Bab 10
Author: Kesunyian Sederhana
Ruang tamu langsung menjadi begitu sunyi sehingga orang bisa mendengar suara jantung yang berdetak.

Avery bergegas kembali ke kamarnya dan membanting pintu dengan keras.

Ledakan keras bergemuruh di seluruh rumah.

Wanita ini berani membanting pintu di rumah Elliot Foster. Dia tidak takut mati.

Semua orang mengalihkan pandangan mereka untuk mengevaluasi reaksi Elliot. Dia tampak tenang dan seolah-olah tidak marah sama sekali.

Biasanya, jika ada orang yang membuat suara lebih keras dari 90 dB di depannya, dia pasti akan mengerutkan kening.

Suara pintu dibanting Avery setidaknya sebesar 90 dB, jadi mengapa dia tidak marah?

Lebih penting lagi, sebotol anggur yang telah dihancurkan Avery seharga lebih dari tiga puluh ribu dolar. Mereka bahkan belum sempat meminumnya.

Dia memecahkannya bahkan tanpa mengedipkan mata.

"Sialan, aku dengar ayah Nona Tate meninggal beberapa hari yang lalu. Melihat dia muncul dalam pakaian hitam, dia pasti baru saja kembali dari pemakaman!"

Seseorang telah mengumpulkan keberanian untuk memecah kesunyian.

Wanita bergaun putih itu adalah manajer senior di departemen PR Sterling Group, Chelsea Tierney.

Itu adalah hari ulang tahunnya, jadi dia mengundang beberapa teman Elliot ke rumah untuk merayakan kesembuhannya.

Pertengkaran sebelumnya dengan Avery merupakan pukulan besar bagi harga dirinya.

Chelsea memperhatikan ekspresi Elliot yang tidak terganggu, tetapi dia cukup mengenalnya untuk mengetahui bahwa dia bisa meledak kapan saja.

Dia kembali ke sisinya dan meminta maaf dengan hati-hati, "Maafin aku, Elliot. Aku nggak tahu kalau ayahnya udah meninggal."

Elliot mematikan rokoknya di asbak. Dia dengan lancar mengambil gelas anggurnya dengan jari-jarinya yang panjang dan ramping dan menenggak isinya dalam satu tegukan cepat.

Dia meletakkan gelas kosong itu kembali di atas meja, lalu berkata dengan suara rendah dan sensual, "Selamat ulang tahun."

Telinga Chelsea memerah saat dia menjawab, "Terima kasih."

“Oh iya, Avery Tate bukan seseorang yang bisa kamu sentuh." Kata Elliot sambil menyesuaikan kerah kemejanya. Suaranya membawa isyarat peringatan. "Bahkan kalau dia itu cuma hewan peliharaan di rumah Foster, cuma aku satu-satunya yang bisa menyiksa dia"

Chelsea panik.

"Tapi kamu akan ceraikan dia, jadi dia bahkan nggak lebih dari hewan peliharaan nanti!"

Tatapan Elliot langsung berubah sedingin es.

"Bahkan kalau itu adalah sesuatu yang nggak lagi kuinginkan, aku tetap nggak mau lihat seseorang menjatuhkannya."

Pada saat itu, Nyonya Cooper masuk untuk membersihkan botol anggur yang pecah dan mengambil karpet yang kotor.

Seseorang mengisi gelas anggur Elliot.

"Jangan marah, Elliot. Chelsea nggak bermaksud melakukan itu. Dia nggak akan benar-benar menyentuh Nona Tate." Kata pria yang duduk di seberang Elliot sambil mencoba mencairkan suasana.

"Itu benar! Chelsea, cepat dan minum tiga gelas sebagai hukuman! Kamu mungkin ulang tahun, tapi kamu bertindak terlalu jauh!"

Chelsea mengambil gelasnya dan bersiap untuk meminum tiga gelas.

Elliot melirik ke samping pada pengawalnya yang segera berjalan mendekat dan membantunya berdiri.

"Kalian pergi aja!" Elliot berkata sebelum dia kembali ke kamarnya.

Chelsea memperhatikan punggung Elliot saat dia meninggalkan ruangan dengan mata memerah. Dia menelan tiga gelas itu dan berjalan pergi dengan stilletosnya.

"Wah! Dua bintang utamanya pergi. Apa kita terus minum?"

"Tentu aja! Akan lebih baik kalau Chelsea untuk menyerah juga. Kalau nggak, dia akan terus berpikir dia akan menjadi Nyonya Foster suatu hari nanti!"

"Aku ragu apa yang terjadi malam ini akan membuatnya menyerah! Bagaimanapun juga, Elliot masih berencana menceraikan Nyonya Tate."

"Omong-omong tentang Avery Tate, dia cukup cantik, tapi dia memiliki temperamen yang buruk. Bagaimana Elliot tahan dengan itu?"

Di ruang tamu, Avery memeluk lututnya saat air mata mengalir pelan di wajahnya.

Bendungan yang menahan air matanya selama tiga hari terakhir telah hancur total.

Permintaan maaf terakhir ayahnya sebelum kematiannya terus-menerus bergema di kepalanya.

Semua kebencian yang dia rasakan untuknya telah menghilang tanpa jejak.

Dia menangis tersedu-sedu sampai dia tertidur lelap.

Ketika dia bangun keesokan paginya, matanya bengkak dan sakit.

Avery berganti baju tidur yang bersih dan berjalan keluar kamar.

Dia tidak makan dengan baik selama beberapa hari terakhir dan dia sangat lapar sehingga perutnya sakit.

Ketika dia tiba di pintu masuk ruang makan, dia melihat punggung Elliot dan berhenti.

Nyonya Cooper melihatnya dan langsung menyapanya, "Sarapan udah siap, Nyonya! Kemari dan makanlah!"

Dulu, Avery menghindari Elliot seperti wabah. Dia takut menyinggung perasaannya dan menanggung akibatnya.

Sekarang, pemikiran tentang dia yang menunda perceraian memberinya dorongan keberanian.

Dia memilih kursi terjauh darinya dan duduk. Nyonya Cooper meletakkan sarapannya di depannya dan dia akan makan ketika Elliot berbicara.

"Sebotol anggur tadi malam harganya tiga puluh ribu dolar."

Suaranya acuh tak acuh.

Tangan Avery mengeras di sekitar garpunya saat pikirannya menjadi kosong.

Tiga puluh ribu dolar untuk sebotol anggur?

Anggur jenis apa yang begitu mahal?

Apakah dia mengharapkan dia untuk membayarnya?

Apakah dia pikir dia tampak seperti dia mampu membelinya?

Ia merasakan sakit yang luar biasa di perutnya. Punggungnya basah oleh keringat dingin dan dia kehilangan nafsu makan.

Elliot melirik wajah Avery yang lelah dan pucat dan berkata, "Ini peringatan. Kalau kamu merusak sesuatu di rumah aku lagi, kamu akan bayar semuanya!"

Perut Avery berhenti sakit setelah mendengar ini dan nafsu makannya kembali.

Banyak wanita menderita efek samping selama tahap awal kehamilan, mulai dari muntah hingga terbaring di tempat tidur.

Terlepas dari serangan mual nya yang sesekali muncul, Avery belum muntah.

Namun, ketika dia melihat potongan daging di piringnya, dia tiba-tiba merasa tidak nyaman dan menyingkirkannya.

"Apa itu tidak enak, Nyonya?" Kata Nyonya Cooper cemas saat melihat tingkah Avery.

Avery menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku merasa ingin makan sayuran saja akhir-akhir ini."

"Ok, aku akan catat." Jawab Nyonya Cooper cepat.

Setelah sarapan, Avery kembali ke kamarnya dan berganti pakaian.

Pengacara Jack telah membuat janji bertemu dengannya hari ini. Dia tidak mengatakan tentang apa itu, tapi dia punya firasat.

Setelah dia berganti pakaian, dia mengambil dompetnya dan berjalan keluar dari kamar.

Secara kebetulan, Elliot juga akan pergi.

Dia memiliki pengawal untuk mengawalnya dan seorang sopir untuk mengantarnya.

Avery melirik waktu itu. Dia telah setuju untuk bertemu dengan pengacara pada jam 10 pagi, dan itu sudah hampir jam sembilan pagi.

Dia mengambil langkah panjang saat dia berjalan keluar. Itu sekitar sepuluh menit berjalan kaki dari rumah ke tempat dia bisa memanggil taksi.

Hujan sehari sebelumnya menyebabkan suhu turun beberapa derajat.

Mungkin karena angin dingin, tapi Avery merasakan gelombang mual setelah berjalan beberapa saat.

Sebuah sedan mewah berwarna perak melaju keluar dari perkebunan dan hendak melaju kencang ketika pengemudi melihat Avery.

"Sepertinya itu Nyonya Avery." Kata pengemudi sambil memperlambat mobilnya.

Sopir telah melihat Avery berjalan keluar rumah, jadi dia ingat apa yang dikenakannya.

Elliot menutup matanya tetapi tiba-tiba membukanya setelah mendengar kata-kata pengemudi.

“Nyonya sepertinya muntah, Pak Foster." Kata pengemudi yang memiliki pandangan lebih baik dari kursi pengemudi.

Avery diam-diam menahan gejala kehamilan ringannya saat sarapan, tetapi dia sekarang muntah tak terkendali.

Dia memegang tong sampah dan berencana pulang ke rumah untuk mandi begitu dia selesai muntah.

Dia melihat mobil Elliot ketika berbalik.

Sedan mewah itu berkilauan di bawah sinar matahari yang cerah.

Pengemudi telah menghentikan mobil di sebelahnya dan menurunkan jendela kursi belakang.

Avery melihat mata Elliot yang dalam dan dingin menatapnya.

Pipinya merona merah padam.

Mungkinkah dia mencurigai sesuatu?

Dia mengerutkan kening, lalu berjalan ke jendela kursi belakang dan berkata, "Kayaknya aku makan terlalu banyak saat sarapan."

Continue to read this book for free
Scan the code to download the app

Latest Chapter

  • Bab 3177

    Tiga tahun kemudian…Ivy dan Robert berdiri di bandara di Aryadelle, menunggu dengan cemas."Sudah tiga tahun! Pacarmu akhirnya datang menemuimu!" seru Robert sebelum mengalihkan pembicaraan. "Dia di sini bukan untuk putus denganmu, kan? Lagipula, kalian sudah tiga tahun tidak bertemu. Banyak hal bisa berubah."Ivy menghela nafas, "Robert, bisakah kamu tidak membawa sial? Meskipun kita sudah tiga tahun tidak bertemu, kita berbicara melalui telepon dan video call setiap hari!"Robert menyindir, "Romansa digital."“Bagaimanapun, dia berjanji padaku bahwa dia akan menetap di Aryadelle kali ini, dan kami tidak akan berpisah lagi,” kata Ivy.Robert menyeringai. "Dia punya rasa bangga yang kuat. Saat dia bertemu Ayah nanti, mereka mungkin tidak akan cocok, dan dia akan membeli tiket untuk berangkat malam ini!"Merasa tidak berdaya, Ivy kehilangan kata-kata.Saat itu, sebuah suara yang familiar berseru, "Ivy!"Ivy segera menoleh ke sumber suara dan melihat Lucas melangkah keluar dari

  • Bab 3176

    Tuan Woods tidak menyangka Hayden akan bersikap begitu blak-blakan, dan untuk sesaat dia mendapati dirinya lengah. Dia datang untuk meminta uang pada Hayden, tapi dia belum memikirkan berapa tepatnya yang dia inginkan. Bagaimanapun juga, keluarga Hayden sangat kaya, dan dia tidak ingin meminta terlalu sedikit dan merasa diremehkan, dia juga tidak ingin mengambil risiko meminta terlalu banyak dan membuat Hayden menolak. Itu adalah keputusan yang sulit. Setelah pergulatan dalam yang singkat, Tuan Woods menoleh ke Hayden dan berkata, "Aku tahu keluargamu adalah salah satu yang terkaya di Aryadelle, jadi mengapa kamu tidak menyebutkan harganya? Aku yakin kamu tidak akan menganiaya putraku dan keluargaku." Hayden sedikit mengernyitkan alisnya. Shelly, yang menyadari keragu-raguannya, dengan cepat menimpali, "Paman, kenapa kamu tidak mengajukan penawaran? Kami tidak begitu paham dengan proses ini. Jika kamu bersikeras agar kami menyebutkan harganya, kami mungkin perlu berkonsultasi d

  • Bab 3175

    "Baiklah. Ayo cari tempat terdekat untuk duduk dan ngobrol." Tuan Woods menghela napas lega. "Bagus! Rumah kami sebenarnya dekat. Apa kamu mau berkunjung? Ivy telah bersama kami selama bertahun-tahun dan staf kami memiliki hubungan dekat dengannya." Hayden menatap Shelly dan bertanya, "Haruskah kita pergi?" "Oke!" kata Shelly. Tuan Woods segera mempersilakan Hayden dan Shelly masuk ke dalam mobilnya dan mengantar mereka ke kediaman keluarga Woods. Setibanya di sana, Tuan Woods menginstruksikan para pelayan untuk menyajikan teh dan minuman. Dia menunjuk kepala pelayan dan berkata kepada Hayden, "Ini kepala pelayan kami. Dia yang mempekerjakan nenek Ivy." Hayden mengangguk. Tuan Woods kemudian memperkenalkan Hayden, "Ini adalah kakak laki-laki Irene, pengusaha terkenal Tuan Hayden Tate." "Halo, Tuan Tate. Irene adalah wanita muda yang luar biasa," kata kepala pelayan. "Kami semua sangat menyukainya. Ketika kami mendengar kematiannya, kami benar-benar sedih. Untungnya,

  • Bab 3174

    Mata Ivy memerah saat dia berkata, "Hayden, ibu Lucas sudah meninggal, jadi aku tidak akan bisa menghabiskan waktu bersama kamu selama beberapa hari." "Tidak apa-apa. Mengingat apa yang sudah terjadi, kita juga sedang tidak mood untuk bersenang-senang. Setelah kita menghadiri pemakaman ibunya, aku dan Shelly akan pulang," kata Hayden. Ivy mengangguk. "Bagaimana pemakaman ditangani di sini?" tanya Hayden. Mengingat hubungan Lucas dengan Ivy, adik perempuannya, dia merasa berkewajiban untuk membantu Lucas mengatur pemakaman. “Hal ini serupa dengan yang dilakukan di kampung halaman. Orang-orang kaya dapat mengadakan pemakaman yang besar, dan mereka yang memiliki uang lebih sedikit dapat memilih upacara yang lebih sederhana. Mereka yang tidak mampu memiliki banyak uang dapat tidak melakukan upacara tersebut dan memilih pemakaman yang sederhana," kata Ivy. "Bagaimana jika seseorang menginginkan pemakaman yang lebih besar?" "Hayden, apa kamu mau membantu pemakaman ibunya? Dia tid

  • Bab 3173

    Lucas menutup ponselnya, air mata mengalir di matanya. Ivy berdiri di sampingnya dan bertanya, "Ada apa, Lucas?" "Ibu aku sudah meninggal. Kamu harus menemani kakakmu dulu! Aku harus kembali ke rumah sakit." "Aku ikut! Bibi sepertinya baik-baik saja tadi, jadi kenapa dia tiba-tiba meninggal?" Keduanya bergegas menuju mobil, benar-benar melupakan Hayden dan Shelly. Hayden dan Shelly memperhatikan mereka pergi dengan bingung dan Shelly berkata, "Sayang, ayo kita ke rumah sakit. Menurutku ibu Lucas sudah meninggal." "Oke." Keduanya naik taksi dan bergegas mengejar Lucas. Sementara itu, di rumah sakit, Lucas datang untuk bertemu dengan dokter dan kemudian ayahnya. Tuan Woods mencoba mengambil hati putranya, berkata, "Lucas, aku datang ke rumah sakit untuk menemui ibu kamu, tetapi ketika aku tiba, dia sudah meninggal dunia. Sayang sekali!" “Apa kamu yakin dia sudah meninggal sebelum kamu datang? Aku ada di sini hari ini dan ketika aku melihatnya, dia masih hidup!” kata L

  • Bab 3172

    Tuan Woods mencibir, "Apa maksud kamu? Apakah kamu meremehkanku? Meskipun keluarga Woods sedang mengalami masa-masa sulit, kami masih merupakan keluarga terkemuka di Taronia! Lucas mungkin bodoh, tetapi apakah kamu lebih bijaksana? Jika bukan karena aku mendukung Lucas, akankah keluarga Foster memandangnya?" "Diam! Keluarga Foster tidak berpikiran sempit seperti kamu! Keluarga Ivy tidak membenci Lucas, jadi jangan membuat masalah! Mereka sama sekali tidak ingin melihat kamu!" balas ibu Lucas. Tuan Woods mengejek. "Begitukah? Apa menurut kamu mereka tidak meremehkannya? Kenapa tidak? Apa mereka berencana menikahkan Lucas dengan keluarga mereka dan bukan sebaliknya?" "Itu bukan urusan kamu! Kamu tidak pernah peduli pada Lucas dan sekarang dia sudah mandiri, dia tidak membutuhkanmu lagi! Kamu pasti tidak akan datang berkunjung berulang kali jika Ivy bukan putri Elliot Foster dan jika dia tidak tertarik pada Lucas. Apa kamu benar-benar berpikir aku tidak tahu apa yang kamu rencanakan

More Chapter
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on MegaNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
Scan code to read on App