Dan Akhirnya Istriku Diam
8.8

34 ratings · 34 reviews

Dan Akhirnya Istriku Diam

Alllast updateLast Updated : 2022-06-01

By:  Dewi MegaCompleted

Language: Bahasa_indonesia
16

Chapters: 54 views: 232.1K

Read
Add to library
Report

Alan menatap tak percaya, ia sungguh heran dengan perubahan drastis sikap manja istrinya, Rima yang amat menyebalkan dan sangat boros di matanya, kini lebih banyak diam dan dingin. Istri yang berhasil menumbuhkan rasa benci di hatinya selama tiga tahun ini.

Show more
Overview
Catalog
Chapter 1

Bagian 1

KETIKA ISTRIKU BERUBAH

 

Alan meletakkan handuk yang baru saja dipakainya dengan sembarang, tapi Rima hanya diam seraya mengambil handuk itu. Tak seperti biasanya yang mengoceh panjang seperti kereta api.

 

"Aku tidak akan sarapan di rumah," ucap Alan. Rima hanya mengangguk tanpa sepatah kata. 

 

Lagi ... Alan termangu. Biasanya satu kata itu berhasil menciptakan sebuah drama panjang dengan tangisan.

 

"Kenapa gak mau makan? Masakanku gak enak? Iya aku memang tak pintar masak, aku gak becus jadi istri," celoteh Rima panjang sambil berkaca-kaca yang pada akhirnya Alan pun mencicipi makanannya.

 

Tapi kali ini, Rima diam. Istri yang ia nikahi selama tiga tahun itu melenggang keluar kamar sendirian dan menikmati nasi gorengnya yang asin pun sendirian. Alan memperhatikan dari jauh, tapi tak berani bertanya apa pun.

 

Sudah seminggu ini Alan tak mendengar keluh manjanya, bahkan ia tak lagi mendapat laporan dari sang ibu tentang aduan Rima atas sikap dinginnya. Rumah ini seketika hening. Ia begitu berbeda, seperti dua orang yang asing.

 

"Kamu kenapa?"

 

"Aku Baik."

 

"Bukan itu, sikapmu kenapa? Kenapa aneh?"

 

"Tidak ada yang aneh," ucap Rima sambil menyantap nasi gorengnya.

 

Alan menghela napas panjang. "Aku tidak akan pulang malam ini."

 

Rima menganggguk tak peduli. 

 

Alan berdecit. Bukan seperti seharusnya, biasanya Rima akan merengek tak ingin ditinggalkan, membuat dirinya kesal dan marah dengan sikap kekanakan istrinya itu. Diamnya Rima saat ini harusnya membuat ia senang, tapi kenapa Alan semakin kesal.

 

"Ini uang untukmu, kamu bisa menghabiskan waktu untuk mengusir bosan."

 

Rima melihat amplop cokelat itu, pasti isinya seperti biasa, tebal.

 

"Simpan saja, uang darimu masih ada," ucap Rima.

 

"Aku memberimu uang seminggu yang lalu, Rima!"

 

"Iya! Dan itu masih ada."

 

Alan menatap tak percaya, sama sekali heran dengan perubahan drastis dari istri manjanya itu. Istri yang selalu menyebalkan di matanya, istri yang luar biasa boros, istri yang selalu memandang sesuatu dengan uang, istri yang bisa menghabiskan puluhan juta untuk perawatan tubuh, istri yang tidak ingin tersaingi oleh orang lain. Istri yang berhasil menumbuhkan rasa benci di hati Alan selama tiga tahun ini

 

 "Ambil saja uangnya," ucap Rima seraya beranjak dan membawa piring kotor ke tempat cucian, kemudian setelah itu membersihkannya. Membuat Alan kembali terperangah, sebelumnya Rima tak pernah memegang semua urusan rumah, Alan menyediakan asisten rumah tangga lebih dari satu di rumahnya.

 

Merasa geram dengan sikap Rima, Alan mendekat dan menarik tangannya sampai piring yang ia pegang jatuh ke lantai. Tapi wajah Rima masih datar tanpa melihat me arah Alan.

 

"Kamu kenapa? Kamu sedang meledekku?"

 

Rima diam.

 

"Ini bukan kamu! Ngomong jangan kaya gini! Ada apa?"

 

"Aku tidak apa-apa, Mas," jawabnya dengan memalingkan wajah. Cengkraman tangan Alan di tangannya membuat Rima meringis.

 

Biasanya Rima akan bergelayut manja ketika menghadapi sikap dingin dan marah Alan, tapi kali ini ia hanya diam, membuat Alan semakin marah, kesal dan akhirnya pergi meninggalkan Rima begitu saja.

 

Piring yang berserakan pun dibersihkan oleh ART, sementara ia naik ke atas dan masuk ke kamar, ia duduk menghadap jendela, menatap taman yang indah dari lantai dua. Tak terasa air matanya luruh.

 

Ia pikir, Alan mencintai dan mensyukuri keadaan dirinya, tiga tahun merasa paling memiliki suaminya, tiga tahun menjadikan Alan ada dalam jari telunjuknya, ia begitu dimanjakan, ini menjadi kebanggaan luar biasa bagi Rima untuk ditunjukkan pada teman-temannya.

 

Tapi ... satu Minggu yang lalu ia baru tahu, bila Alan tak pernah sedikitpun mencintainya. Dengan mesra dan penuh kelembutan, ia sampaikan rasa sayang pada Gayatri, sahabatnya sendiri, wanita baik dan sederhana.

 

"Aku mencintai kesederhanaanmu, Gayatri. Aku mencintai lembut mu, aku mencintai caramu bersikap. Sungguh aku sangat mencintaimu, sebuah perasaan yang tidak pernah aku dapatkan dari Rima. Aku masih bersedia, menyediakan diri untuk mencintaimu, tetaplah menetap di hatiku Gayatri sayang. Menatapmu adalah sebuah keteduhan."

 

Pesan itu Rima baca dengan hati yang sesak, namun ia tak bisa marah pada sahabatnya Gayatri. Wanita itu tak secantik dirinya, tapi merebut seluruh dunia Alan sementara dunianya sendiri hancur.

 

Lanjut?KETIKA ISTRIKU BERUBAH

 

Alan meletakkan handuk yang baru saja dipakainya dengan sembarang, tapi Rima hanya diam seraya mengambil handuk itu. Tak seperti biasanya yang mengoceh panjang seperti kereta api.

 

"Aku tidak akan sarapan di rumah," ucap Alan. Rima hanya mengangguk tanpa sepatah kata. 

 

Lagi ... Alan termangu. Biasanya satu kata itu berhasil menciptakan sebuah drama panjang dengan tangisan.

 

"Kenapa gak mau makan? Masakanku gak enak? Iya aku memang tak pintar masak, aku gak becus jadi istri," celoteh Rima panjang sambil berkaca-kaca yang pada akhirnya Alan pun mencicipi makanannya.

 

Tapi kali ini, Rima diam. Istri yang ia nikahi selama tiga tahun itu melenggang keluar kamar sendirian dan menikmati nasi gorengnya yang asin pun sendirian. Alan memperhatikan dari jauh, tapi tak berani bertanya apa pun.

 

Sudah seminggu ini Alan tak mendengar keluh manjanya, bahkan ia tak lagi mendapat laporan dari sang ibu tentang aduan Rima atas sikap dinginnya. Rumah ini seketika hening. Ia begitu berbeda, seperti dua orang yang asing.

 

"Kamu kenapa?"

 

"Aku Baik."

 

"Bukan itu, sikapmu kenapa? Kenapa aneh?"

 

"Tidak ada yang aneh," ucap Rima sambil menyantap nasi gorengnya.

 

Alan menghela napas panjang. "Aku tidak akan pulang malam ini."

 

Rima menganggguk tak peduli. 

 

Alan berdecit. Bukan seperti seharusnya, biasanya Rima akan merengek tak ingin ditinggalkan, membuat dirinya kesal dan marah dengan sikap kekanakan istrinya itu. Diamnya Rima saat ini harusnya membuat ia senang, tapi kenapa Alan semakin kesal.

 

"Ini uang untukmu, kamu bisa menghabiskan waktu untuk mengusir bosan."

 

Rima melihat amplop cokelat itu, pasti isinya seperti biasa, tebal.

 

"Simpan saja, uang darimu masih ada," ucap Rima.

 

"Aku memberimu uang seminggu yang lalu, Rima!"

 

"Iya! Dan itu masih ada."

 

Alan menatap tak percaya, sama sekali heran dengan perubahan drastis dari istri manjanya itu. Istri yang selalu menyebalkan di matanya, istri yang luar biasa boros, istri yang selalu memandang sesuatu dengan uang, istri yang bisa menghabiskan puluhan juta untuk perawatan tubuh, istri yang tidak ingin tersaingi oleh orang lain. Istri yang berhasil menumbuhkan rasa benci di hati Alan selama tiga tahun ini

 

 "Ambil saja uangnya," ucap Rima seraya beranjak dan membawa piring kotor ke tempat cucian, kemudian setelah itu membersihkannya. Membuat Alan kembali terperangah, sebelumnya Rima tak pernah memegang semua urusan rumah, Alan menyediakan asisten rumah tangga lebih dari satu di rumahnya.

 

Merasa geram dengan sikap Rima, Alan mendekat dan menarik tangannya sampai piring yang ia pegang jatuh ke lantai. Tapi wajah Rima masih datar tanpa melihat me arah Alan.

 

"Kamu kenapa? Kamu sedang meledekku?"

 

Rima diam.

 

"Ini bukan kamu! Ngomong jangan kaya gini! Ada apa?"

 

"Aku tidak apa-apa, Mas," jawabnya dengan memalingkan wajah. Cengkraman tangan Alan di tangannya membuat Rima meringis.

 

Biasanya Rima akan bergelayut manja ketika menghadapi sikap dingin dan marah Alan, tapi kali ini ia hanya diam, membuat Alan semakin marah, kesal dan akhirnya pergi meninggalkan Rima begitu saja.

 

Piring yang berserakan pun dibersihkan oleh ART, sementara ia naik ke atas dan masuk ke kamar, ia duduk menghadap jendela, menatap taman yang indah dari lantai dua. Tak terasa air matanya luruh.

 

Ia pikir, Alan mencintai dan mensyukuri keadaan dirinya, tiga tahun merasa paling memiliki suaminya, tiga tahun menjadikan Alan ada dalam jari telunjuknya, ia begitu dimanjakan, ini menjadi kebanggaan luar biasa bagi Rima untuk ditunjukkan pada teman-temannya.

 

Tapi ... satu Minggu yang lalu ia baru tahu, bila Alan tak pernah sedikitpun mencintainya. Dengan mesra dan penuh kelembutan, ia sampaikan rasa sayang pada Gayatri, sahabatnya sendiri, wanita baik dan sederhana.

 

"Aku mencintai kesederhanaanmu, Gayatri. Aku mencintai lembut mu, aku mencintai caramu bersikap. Sungguh aku sangat mencintaimu, sebuah perasaan yang tidak pernah aku dapatkan dari Rima. Aku masih bersedia, menyediakan diri untuk mencintaimu, tetaplah menetap di hatiku Gayatri sayang. Menatapmu adalah sebuah keteduhan."

 

Pesan itu Rima baca dengan hati yang sesak, namun ia tak bisa marah pada sahabatnya Gayatri. Wanita itu tak secantik dirinya, tapi merebut seluruh dunia Alan sementara dunianya sendiri hancur.

 

Expand
Next Chapter
Download
Continue Reading on MegaNovel
Scan the code to download the app
TABLE OF CONTENTS
    Comments
    10
    79%(27)
    9
    3%(1)
    8
    0%(0)
    7
    0%(0)
    6
    3%(1)
    5
    3%(1)
    4
    3%(1)
    3
    0%(0)
    2
    6%(2)
    1
    3%(1)
    8.8 / 10.0
    34 ratings · 34 reviews
    Write a review
    Continue Reading on MegaNovel
    Scan the code to download the app
    • yenyen

      10

      i can not dare to read until ita the end

      2024-03-22 17:45:15
      0
    • MARETTA

      10

      salam yuk baca juga mahkota pernikahan yang tidak utuh

      2022-09-12 14:15:02
      0
    • Melly Kato

      10

      seru critanya tpi syang double

      2022-07-31 01:13:54
      0
    • Alma Dewi

      10

      kenapa harus di ulang2 juga sih bab nya...?? jadi gk enak bacanya. padahal ceritanya bagus.

      2022-07-16 06:53:13
      0
    • Azalea penyendiri

      10

      padahal ceritanya bagus tapi setiap bab diulang2 terus

      2022-06-21 11:50:24
      0
    • Tyasnr

      10

      semangat, bagus ceritanya

      2022-06-19 09:11:32
      0
    • Neni Nuraeni

      10

      tapi beda akhirnta, disana dinanti disini bukan

      2022-06-13 20:36:47
      0
    • LAVENDER

      10

      dsni masih dpet 37 bab, disebelah udah dpet 200 bab lbih, nyampek season 3, tpi emng bagus cerita nya, awal nya iseng baca waktu d sebelah, eh tau2nya kebablas sangking seru nya baca, semangat kakkkk

      2022-05-30 12:35:53
      0
    • Katminingsih Farel

      10

      kak novel ini juga ada di sebelah ya...aku dh baca sampe selesai

      2022-05-25 08:05:42
      0
    • Yenika Koesrini

      10

      bagus bangetsss

      2022-05-18 09:56:09
      0
    • Virna Laily

      10

      bagusss banget ceritanya suka suka suka

      2022-05-09 11:26:45
      0
    • y art

      10

      suka dengan karakter alan dan rima yang bertolak belakang bikin makin serius bacanya

      2022-04-12 10:34:36
      0
    • Ochi Lee

      10

      lanjut yuk arti sebuah perbedaan

      2022-04-10 21:14:25
      0
    • imamatulkarimah

      10

      kapan lnjutany nih.. yukkk penulisnya smgt sgr update y hehehe

      2022-03-25 01:05:37
      0
    • husnulchotimah5566

      10

      ......... menguras emosi... lanjut ka semangat ka buat up lg ....

      2022-03-18 09:45:21
      0
      • 1
      • 2
      • 3
    Latest Chapter
    More Chapters
    54 chapters
    Explore and read good novels for free
    Free access to a vast number of good novels on MegaNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
    Read books for free on the app
    Scan code to read on App