| Trigger Warning: Cyber-Bullying, Depresi | Bagian 1.2 — Perempuan Dalam Tempurung Luka."Kau ingin berbicara atau menangis dulu?" Aku tau, saat berada di posisi seperti saat ini, yang harus kulakukan adalah memberikan opsi netral. Tidak memaksa untuk banyak berbicara, juga tidak mendesaknya untuk menyelesaikan telepon dengan segera kalau tidak ingin berbicara. Dalam situasi hening seperti sekarang, aku membutuhkan koneksi penuh antara pemahaman pikiranku dengan pikirannya. Sebagai seseorang yang harus memberikan ruang aman, bagiku penting jika manusia yang meneleponku berbicara tanpa rasa takut. Tidak seperti saat mereka berbicara bersama manusia-manusia lain."Aku tidak mau melihat mereka." Pernyataan pertama yang dikatakan orang-orang di telepon: apa yang selama ini mereka tahan—yang pertama melintas dan ingin diungkapkan, tetapi tidak bisa. Aku pun paham mereka tidak akan langsung membicarakan inti. Pada saat mendengar pernyataannya, aku menyadari ketakutan yang sangat inte
Read more